Bisnis.com, Jakarta - Perceraian merupakan salah satu keputusan yang sangat menyakitkan bagi pasangan yang sudah menikah. Simak 5 faktor penyebab perceraian, mulai dari komunikasi buruk hingga perselingkuhan.
Hasil penelitian mengungkapkan terdapat ada 5 faktor pemicu umum yang menyebabkan perceraian. Jika Anda tengah mengalami sejumlah rangkaian aktivitas dibawah ini, segera perbaiki hubungan Anda dengan pasangan Anda.
Saling intropeksi atau mengetahui kesalahan masing-masing perlu dilakukan agar Anda atau pasangan tidak menyesal dikemudian hari.
Dikutip dari situs Divorcemag pada Kamis (23/21/2021, berikut 5 faktor penyebab perceraian. Mulai dari komunikasi buruk hingga perselingkuhan.
Dalam sebuah penelitian, terkonfirmasi sekitar 50 persen peserta menyebutkan alasan perceraian berkaitan dengan komunikasi yang buruk. Hal yang dilakukan seperti terlalu sering berdebat, bertengkar dan tidak dapat berbicara dengan baik satu sama lain.
Masalah komunikasi dapat menjadi penyebab alasan lain yang diajukan orang untuk bercerai, seperti konflik uang dan tanggung jawab keluarga.
Dalam setiap kasus perceraian, masalah ekonomi yang buruk memang tidak selalu menjadi penyebab perceraian. Namun, kurangnya pemahaman dalam hal menabung dan membelanjakan uang bisa menjadi penyebab perselisihan.
Jika salah satu pasangan berpikir tentang menabung untuk masa depan, tetapi yang lain hanya peduli untuk hidup di masa sekarang saja, maka segalanya bisa salah.
Cepat atau lambat, perselisihan ini bisa semakin parah bahkan bisa berubah menjadi pemicu menjadi perceraian.
Para peneliti di University of Missouri dan Arizona State University menemukan hasil penelitian bahwa mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan pasangan bercerai.
Hal yang sama berlaku juga bagi penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang karena rasa kecanduan yang dialami salah satu pasangan dapat menghancurkan pernikahan mereka.
Ironisnya, ketika ada anak-anak yang terlibat, orang tua dapat memutuskan untuk meninggalkan pasangan pecandu mereka demi keselamatan dan kesejahteraan anak-anak.
Kasus perselingkuhan kerap menjadi salah satu pemicu retaknya rumah tangga. Sejumlah penelitian mengungkapkan sekitar 20 persen hingga 60 persen responden melaporkan penyebab perceraian yang mereka alami karena adanya orang ketiga.
Kisaran luas ini bisa menjadi penyebab dari beberapa orang yang bercerai menganggap perselingkuhan hanya sebagai jalan terakhir setelah serangkaian masalah pernikahan yang mereka alami.
Masalah-masalah lain itu mungkin menjadi alasan seseorang pergi ke luar pernikahan untuk keintiman, kegembiraan, gangguan bahkan sebagai cara yang tidak disadari untuk memprovokasi pasangan lain untuk mengakhiri pernikahan.
Sekitar 15 persen - 25 persen peserta dalam sejumlah penelitian menyebutkan kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan utama terjadinya perceraian.
Dan dalam sebuah penelitian yang berfokus pada pasangan tua yang bercerai, lebih dari sepertiga partisipan menyebutkan pelecehan verbal, emosional, atau fisik sebagai salah satu dari tiga alasan utama perceraian mereka.
Perempuan dan laki-laki cenderung memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kekerasan dalam rumah tangga sebagai penyebab perceraian.
Dalam sebuah penelitian nasional, 42 persen wanita melaporkan. Sementara itu, pria hanya 9 persen mengatakan kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan penyebab berakhirnya pernikahan mereka.